KUNCI PENYELESAIAN
BUKU KERJA BIOLOGI SMA KELAS XI
(2B) KTSP
BAB 6
SISTEM PENCERNAAN
Peta Konsep
Kerongkongan /Esofagus,
Amilum/Polisakarida, Glukosa, Lemak/Lipid, Tripsin dan Kimotripsin, Protein,
Usus besar/Kolon, Feses
LKK 6.1
1. karbohidrat, lemak, protein
2. menghaluskan makanan, menguraikan menjadi molekul yang
lebih sederhana dengan bantuan enzim
3. enzim pencernaan
4. a. - gigi, lidah
- kelenjar ludah, amilum/ptialin,
amilum, maltosa
b. -
peristaltik, lambung (ventikel)
c. - esofageal, pilorus
- HCl, pepsin, renin, lipase
- peptida, pepsin, kasein, renin,
asam lemak dan gliserol, lipase
- kim.
d. - pilorus, asam
-
duodenum, yeyenum, ileum
-
hati , pankreas
- menetralkan asam, mengubah amilum
menjadi maltosa dan glukosa, menghidrolisis lemak, mengubah protein
menjadi peptida, mengubah peptida menjadi
asam amino, menghidrolisis asam nukleat
- empedu, mengemulsikan lemak
- mengaktifkan tripsinogen,
mengubah laktosa menjadi glukosa, mengubah pepton menjadi asam amino, mengubah
maltosa menjadi glukosa, mengubah disakarida menjadi monosakarida,
mengubah sukrosa menjadi glukosa dan
fruktosa , mengubah peptida menjadi asam
amino, mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol
-
pencernaan kimiawi
- penyerapan
zat-zat makanan
-
vena porta
- pembuluh kil
e. - klep ileosekum
- kolon naik, kolon datar, kolon turun
- apendiks,
umbai cacing, apendisitis
- ditambahkan air, menyerap air
- Escherichia coli, rectum, anus, defekasi
LKK 6.2
Pertanyaan (jawaban
disesuaikan dengan hewan pengamatan)
1. Sistem pencernaan ikan: mulut
(tempat masuknya makanan), kerongkongan (menyalurkan makanan dari mulut ke
lambung), lambung (mencerna makanan), usus (menyerap sari makanan), anus
(mengeluarkan sisa pencernaan).
Sistem pencernaan amfibi: mulut (tempat masuknya
makanan), kerongkongan (menyalurkan makanan dari mulut ke
lambung), lambung
(mencerna makanan), usus (menyerap sari makanan), kloaka (mengeluarkan sisa
pencernaan).
Sistem pencernaan reptil:
mulut (tempat masuknya makanan), kerongkongan (menyalurkan makanan dari
mulut ke
lambung), lambung
(mencerna makanan), usus (menyerap sari makanan), kloaka (mengeluarkan sisa
pencernaan).
Sistem pencernaan burung: mulut (tempat masuknya makanan),
kerongkongan (menyalurkan makanan dari mulut ke
tembolok), tembolok (tempat
penyimpanan makanan sementara), lambung kelenjar (mencerna makanan), empedal
(mencerna makanan), usus halus (menyerap sari makanan), usus besar (reabsorpsi
air), kloaka (mengeluarkan sisa pencernaan).
Sistem
pencernaan mamalia (memamah biak): mulut (tempat masuknya makanan dan
pencernaan secara mekanik dan
kimiawi), kerongkongan (menyalurkan makanan dari mulut ke lambung),
lambung
(terdiri dari rumen, retikulum, omasum, dan abomasum, tempat
pencernaan
mekanik dan kimiawi), usus halus (menyerap sari makanan),
usus besar (reabsorpsi air), anus (mengeluarkan sisa pencernaan).
2. Ikan: makanan masuk melalui mulut dan langsung
ditelan, melewati kerongkongan menuju lambung, dicerna di lambung, diserap di usus,
dan sisanya dikeluarkan melalui anus.
Amfibi: makanan
masuk melalui mulut, lidah berfungsi menangkap mangsa sebagai makanan, dari
mulut makanan langsung ditelan dan melewati kerongkongan menuju lambung,
dicerna di lambung, diserap di usus, dan sisanya dikeluarkan melalui kloaka
yang merupakan muara dari tiga saluran (pencernaan, ekskresi, dan reproduksi).
Reptil: makanan masuk melalui mulut, lidah
atau gigi berfungsi menangkap mangsa sebagai makanan, dari mulut makanan
langsung ditelan dan melewati kerongkongan menuju lambung, dicerna di lambung,
diserap di usus, dan sisanya dikeluarkan melalui kloaka yang merupakan muara
dari tiga saluran (pencernaan, ekskresi, dan reproduksi).
Burung: makanan masuk melalui mulut, paruh
berfungsi mengambil makanan, dari mulut makanan langsung ditelan dan melewati
kerongkongan menuju tembolok, makanan disimpan sementara di tembolok kemudian
disalurkan ke lambung kelenjar yang mengeluarkan getah lambung untuk membantu
pencernaan secara kimiawi, makanan kemudian dicerna di empedal dengan bantuan
pasir dan kerikil, diserap di usus halus dan sisanya disalurkan ke usus besar,
kemudian dikeluarkan melalui kloaka yang merupakan muara dari tiga saluran
(pencernaan, ekskresi, dan reproduksi).
Mamalia (memamah biak): makanan masuk melalui mulut, gigi
berfungsi mencerna makanan secara mekanik dengan bantuan lidah dan air liur di
dalam mulut, kemudian makanan ditelan, melewati kerongkongan menuju rumen dan
retikulum dan dicerna secara mekanik dan kimiawi, kemudian sedikit demi sedikit
disalurkan kembali ke mulut untuk dicerna secara kimiawi, selanjutnya
disalurkan ke omasum untuk dicerna secara mekanik, disalurkan ke abomasum untuk
dicerna secara kimiawi, diserap di usus halus, dan sisanya disalurkan ke usus
besar kemudian dikeluarkan melalui anus.
3. (Sesuai dengan hasil pengamatan siswa)
4. (Bentuk tabel sesuai dengan hasil pekerjaan siswa)
Persamaan di
antara vertebrata: ada organ mulut, kerongkongan, usus
Perbedaan: lambung yang terdiri dari empat
bagian pada mamalia memamah biak, adanya tembolok, lambung kelenjar, dan
empedal pada burung, alat pengeluaran ada yang berupa anus dan ada yang
kloaka.
LKK 6.3
Pertanyaan
1. Uji bahan makanan yang
dilakukan adalah uji kualitatif karena
hanya menentukan keberadaan zat makanan tertentu dalam bahan makanan tanpa
menentukan kadarnya.
2. a. akan berekasi positif dengan
Lugol , karena nasi yang dikunyah masih mengandung amilum dan juga bereaksi
positif dengan Benedict, karena adanya amilase yang terdapat diludah akan
mengakibatkan perubahan sebagian amilum menjadi glukosa.
b.
+ Lugol terbentuk warna hitam
Nasi tanpa dikunyah
+ Benedick (dipanaskan) terbentuk warna biru
+ Lugol terbentuk warna hitam
Nasi dikunyah
+ Benedict (dipanaskan) terbentuk warna merah bata
Tugas
Individu
Contoh penyakit pada sistem pencernaan:
Gastritis, Konstipasi, Pankreasitis, Diare, Flatus, Kanker usus
LEMBAR
EVALUASI
A. Pilihan Ganda
1.
e
2.
c
3.
a
4.
c
5.
b
6.
e
7.
c
8.
b
9.
d
10.
b
B. Esai
1. a. Cara kerja:
·
Tumbuk bahan
makanan (bakso) sampai halus kemudian tambahkan air.
·
Masukkan bahan
makanan ke dalam 3 tabung reaksi kemudian masing-masing ditetesi dengan Lugol,
Benedict, dan Biuret.
·
Panaskan tabung
yang ditetesi dengan Benedict.
b.
Hipotesis: tabung yang ditetesi lugol akan membentuk warna hitam, tabung yang
ditetesi Benedict dan dipanaskan akan berwrana biru sedangkan tabung yang
ditetesi biuret akan membentuk warna ungu.
2.
Batu atau kerikil yang ditelan oleh burung pemakan biji digunakan untuk
membantu pencernaan pencernaan biji di dalam empedal.
3.
Pencernaan kimiawi protein dimulai di lambung dengan adanya pepsin yang akan
mengubah protein menjadi peptida. Selanjutnya di dalam usus halus pencernaan
protein dilanjutkan oleh tripsin dan kimotripsin yang dihasilkan pancreas.
Kemudian oleh peptidase yang juga dihasilkan pankreas dan erepsin yang
dihasilkan oleh getah usus, peptida diubah menjadi asam amino.
4. Makanan akan berada dalam lambung selama 2-5 jam. Selama di dalam
lambung makanan akan dicampur dengan getah lambung dan dengan gerakan
persitaltik lambung akan mengaduk-aduk bahan makanan. Getah lambung mengandung
air HCl, pepsin, renin, dan lipase. HCl
akan mengaktifkan pepsin dan membunuh bibit penyakit, pepsin akan mengubah
protein menjadi peptida, renin akan mengubah kaseinogen menjadi kasein, dan
lipase akan mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Pada akhir proses
bahan makanan akan menjadi bubur yang disebut kim dan masuk ke dalam usus
halus.
5. Usus buntu terletak di usus besar atau kolon. Bagian ini tidak mempunyai
fungsi khusus dalam pencernaan. Apabila bagian ini mengalami peradangan karena
infeksi, harus dioperasi /dipotong. Karena tidak mempunyai fungsi khusus maka
pemotongan usus buntu secara umum tidak mengakibatkan gangguan pada sistem pencernaan
makanan.
C. Ekstensi
1. a. sapi
akan mengeluarkan kembali makanan yang ada di dalam lambung ke mulut dan
mencernanya kembali secara kimiawi .
b. Saluran pencernaan sapi terdiri atas
mulut, kerongkongan, lambung yang terdiri dari rumen, retikulum, omasum, dan
abomasum, usus halus, usus besar, dan anus.
c.
makanan masuk melalui mulut, gigi berfungsi mencerna makanan secara mekanik
dengan bantuan lidah dan air liur di dalam mulut, kemudian makanan ditelan,
melewati kerongkongan menuju rumen dan retikulum dan dicerna secara mekanik dan
kimiawi, kemudian sedikit demi sedikit disalurkan kembali ke mulut untuk
dicerna secara kimiawi, selanjutnya disalurkan ke omasum untuk dicerna secara
mekanik, disalurkan ke abomasum untuk dicerna secara kimiawi, diserap di usus
halus, dan sisanya disalurkan ke usus besar kemudian dikeluarkan melalui anus.
2. (jawaban disesuaikan dengan pekerjaan siswa), diawali dengan mengidetifikasi
bahan makanan yang terdapat dalam Hamburger dan teh manis serta zat yang
terkandung di dalamnya, kemudian jelaskan proses pencernaan mekanis dan kimiawi
yang terjadi terhadap zat-zat tersebut mulai dari mulut sampai keluar menjadi
feses.
3.
(jawaban disesuaikan dengan pekerjaan siswa), secara umum zat makanan yang
dibutuhkan manusia adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
BAB 7
SISTEM RESPIRASI
PETA KONSEP
Hidung, Bronkiolus, Inspirasi, Oksigen, Karbon dioksida.
LKK 7.1
·
gas, oksigen, merombak bahan makanan menjadi energi,
karbon dioksida, sisa pembakaran.
·
udara, air.
·
udara ke dalam tubuh hewan.
·
membran sel, permukaan kulit.
·
insang.
·
sistem pertukaran gas dari
jaringan dengan udara di lingkungan yang dilakukan dengan menggunakan trakea.
·
paru-paru.
·
(Gambar kiri, dari kanan atas,
searah jarum jam): Rongga hidung, Laring, Paru-paru, Bronkus, Trakea, Faring.
·
(Gambar kanan, dari atas ke
bawah): Bronkiolus, Pembuluh darah, Alveolus.
·
dipanaskan, dilembapkan, dan disaring oleh
rambut-rambut halus yang ada di rongga hidung.
·
faring, saluran pencernaan.
·
laring, selaput suara.
·
bronkus, alveolus.
·
dada, perut.
·
oksigen, karbon dioksida.
·
hemoglobin yang ada dalam sel darah merah,
oksihemoglobin.
·
mitokondria, energi (ATP), air,
karbon dioksida.
·
HCO3.
LKK 7.2
Pertanyaan
1. Insang terdiri
atas beberapa bagian, yaitu lengkung insang, rigi-rigi insang, dan lembaran
insang. Pada lembaran insang terdapat banyak arteri dan kapiler darah yang
berfungsi menyerap oksigen dari dalam air. Lihat Gambar di bab 7 pada buku
teks.
2. Manusia memiliki
sistem respirasi yang terdiri atas organ hidung, trakea, bronkus, dan
paru-paru. Oksigen didapatkan dari udara yang masuk melalui rongga hidung dan
pertukaran gas terjadi di paru-paru.
Ikan memiliki sistem respirasi berupa insang. Oksigen didapatkan dari
air yang masuk melalui mulut dan pertukaran gas terjadi di insang.
3. a. Inspirasi adalah proses pengambilan gas dari
lingkungan ke dalam tubuh. Ekspirasi adalah proses pengeluaran gas sisa
perombakan dari dalam tubuh ke lingkungan.
b. Proses pertukaran gas di insang pada ikan terjadi
pada fase ekspirasi, yaitu saat operkulum (tutup insang) terbuka dan air
mengalir melalui celah insang. Air yang melewati celah insang menyentuh
lembaran insang, dan terjadi pertukaran gas pada pembuluh-pembuluh darah yang
ada di lembaran insang. Darah melepaskan karbon dioksida ke dalam air dan
mengikat oksigen.
4. Kulit katak dapat digunakan
untuk proses pernapasan karena strukturnya yang tipis, halus, lembap, dan
mengandung banyak pembuluh darah. Hal tersebut menyebabkan gas dari udara dapat
langsung berdifusi ke dalam darah dan juga sebaliknya, melalui kulit.
5. Sistem
pernapasan burung kurang lebih sama dengan manusia, yaitu terdiri dari rongga
hidung, laring, trakea, bronkus, dan paru-paru. Perbedaannya adalah adanya
struktur kantung udara atau pundi udara yang dimiliki burung. Kantung udara
berfungsi membantu pernapasan burung saat sedang terbang. Ketika burung
menggerakkan sayap untuk terbang, burung menggunakan otot-otot yang melekat di
tulang dada dan rusuk sehingga paru-paru tidak dapat melakukan inspirasi atau
ekspirasi. Udara didapatkan melalui kantung udara yang berhubungan dengan
paru-paru. Ketika burung sedang tidak terbang, burung tersebut dapat menghirup
udara kembali menggunakan paru-paru dan mengisi kantung udaranya.
LKK
7.3
· Volume tidal (VT)
adalah volume udara hasil inspirasi atau ekspirasi pada setiap kali bernapas
normal.
· Volume cadangan
inspirasi (VCI) adalah volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah
volume tidal.
·
Volume cadangan ekspirasi (VCE) adalah volume udara
yang masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi normal.
· Volume residu (VR)
adalah volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru setelah ekspirasi
kuat.
· Kapasitas inspirasi
= VT + VCI
· Kapasitas residu
fungsional = VCE + VR
· Kapasitas vital = VCI + VT +
VCE
· Kapasitas total = VCI + VT +
VCE + VR
Pertanyaan
1.
Saat diisap permukaan air naik karena udara yang dihirup mengakibatkan
perubahan tekanan udara. Semakin besar volume udara yang dapat dihirup, semakin
tinggi kenaikan permukaan air dalam selang.
2. Teknik pengisapan a dilakukan dengan pernapasan
normal. Pernapasan normal akan menghasilkan volume tidal.
Teknik
pengisapan b dilakukan dengan inspirasi kuat setelah ekspirasi normal sehingga
menghasilkan volume tidal dan volume cadangan inspirasi.
Teknik
pengisapan c dilakukan dengan ekspirasi dan inspirasi kuat sehingga
menghasilkan volume tidal, volume cadangan inspirasi, dan volume cadangan
ekspirasi.
3. Ada hubungan antara volume udara yang diisap dengan
ketinggian naiknya permukaan air. Semakin banyak volume udara yang diisap,
semakin tinggi kenaikan permukaan air.
4. contoh aktivitas: berlari, olah raga, mengangkat
beban berat, menyanyi.
Tugas
Individu
Contoh penyakit pada sistem pernapasan:
Faringitis, Pneumonia, Emfisema paru-paru, Asma, Bronkitis, Difteri, Asfiksi,
Kanker paru-paru, Tuberkulosis, Hipoksia, Asidosis
LEMBAR
EVALUASI
A.
Pilihan ganda
1. e
2. c
3. c
4. d
5. a
6. b
7. c
8. d
9. c
10. c
11. a
12. b
13. e
14. d
15. a
B. Esai
1. Pernapasan dan respirasi sebenarnya memiliki arti berbeda. Pernapasan
adalah proses pertukaran gas yang berasal dari makhluk hidup dengan gas yang
ada di lingkungannya. Respirasi adalah proses perombakan bahan makanan dengan
menggunakan oksigen sehingga diperoleh energi dan gas karbon
dioksida.
2. a. Sistem respirasi manusia terdiri atas rongga hidung, laring,
faring, trakea, bronkus, bronkiolus, dan alveolus. Bronkus, bronkiolus, dan
alveolus terdapat di dalam paru-paru. Di alveolus terdapat banyak pembuluh
kapiler darah yang memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas oksigen dan
karbon dioksida.
b. Udara dari luar masuk
melalui rongga hidung. Di rongga hidung udara dipanaskan dan menjadi lembap
serta disaring oleh rambut-rambut halus dan selaput lendir yang ada pada rongga
hidung. Udara kemudian melewati laring dan faring, menuju trakea. Di trakea
udara melewati lapisan bersilia yang berfungsi mendahan debu dan kotoran yang
ada dalam udara agar tidak masuk ke dalam paru-paru. Udara selanjutnya menuju
bronkus dan masuk ke paru-paru.
3. Oksigen masuk ke rongga hidung dan sampai ke alveolus. Di alveolus
terjadi difusi oksigen ke kapiler arteri paru-paru yang ada di dinding alveolus
karena adanya perbedaan tekanan parsial oksigen. Oksigen di kapiler arteri
diikat oleh hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah, membentuk
oksihemoglobin. Sel darah merah kemudian mengangkut oksigen ke jaringan tubuh.
Oksigen akan berdifusi ke sel-sel tubuh untuk proses respirasi, menghasilkan
energi, uap air, dan karbon dioksida. Karbon dioksida yang terbentuk
mengakibatkan terjadi perubahan tekanan parsial karbon dioksida sehingga karbon
dioksida dapat berdifusi dari sel tubuh ke dalam kapiler vena sel tubuh. Karbon
dioksida dibawa sel darah merah ke paru-paru, dan berdifusi ke dalam alveolus.
Karbon dioksida kemudian dikeluarkan dari tubuh.
4. Proses inspirasi pada pernapasan dada diawali
dengan kontraksi otot antartulang rusuk yang menyebabkan rongga dada membesar
dan paru-paru mengembang. Paru-paru yang mengembang menyebabkan tekanan udara
di rongga paru-paru menjadi lebih rendah dari tekanan udara luar sehingga udara
luar masuk ke dalam paru-paru. Proses ekspirasi pada pernapasan dada diawali
dengan relaksasi otot antartulang rusuk yang menyebabkan rongga dada menyempit
dan paru-paru mengecil. Paru-paru yang mengecil menyebabkan tekanan udara di
rongga paru-paru menjadi lebih tinggi dari tekanan udara luar sehingga udara
dari paru-paru keluar. Proses inspirasi dan ekspirasi pada pernapasan perut
kurang lebih sama dengan pernapasan dada, hanya saja yang mengalami kontraksi
dan relaksasi adalah otot diafragma.
C. Ekstensi
1. Manusia dapat bersuara sebab memiliki selaput suara. Selaput suara
terdapat di pangkal tenggorokan (laring). Ketika kita ingin bersuara,
sebenarnya kita menghembuskan udara keluar melalui mulut. Udara yang keluar
akan melewati laring dan menggetarkan selaput suara sehingga timbul bunyi.
2. Saat tersedak sebenarnya makanan yang kita makan
masuk ke saluran pernapasan. Hal tersebut dapat terjadi sebab pada daerah faring
terdapat pertemuan antara saluran pernapasan dengan saluran pencernaan. Udara
dari faring akan diteruskan ke laring, sementara makanan dari rongga mulut akan
diteruskan ke saluran esofagus yang letaknya di belakang laring. Pada laring
terdapat katup yang disebut epiglotis. Epiglotis akan menutup saat makanan
masuk, agar makanan tidak masuk ke dalam laring. Namun, jika kita menghirup
udara saat menelan makanan, epiglotis dapat terbuka sehingga makanan yang
seharusnya masuk ke esofagus masuk ke laring dan menutupi saluran pernapasan.
Akibatnya kita sulit bernapas dan tersedak.
3.
Karena ketika seseorang berlari, sel-sel tubuhnya, terutama otot, memerlukan
banyak energi untuk melakukan gerakan. Energi terbentuk melalui proses respirasi
sel yang menggunakan oksigen. Untuk menghasilkan banyak energi diperlukan oksigen dalam jumlah banyak pula, sehingga
tubuh akan bernapas dengan cepat untuk mendapatkan oksigen lebih banyak.
BAB 8
SISTEM EKSKRESI
PETA KONSEP
Kulit, Hati, Karbon dioksida, Urin, Empedu
LKK
8.1
·
zat sisa pencernaan dari tubuh, zat hasil metabolisme
yang masih diperlukan di dalam tubuh, zat sisa metabolisme yang tidak
diperlukan ke luar tubuh.
·
Energi (ATP), karbon dioksida,
paru-paru.
·
amonia.
·
urea, ginjal.
·
ginjal, paru-paru, kulit, hati.
A. Ginjal
· rongga perut,
sepasang (2 buah).
· korteks, medula.
· pelvis.
· ureter, kantung
kemih.
· glomerulus, kapsula
bowman.
· tubulus kontortus
proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus distal, tubulus kolektivus.
· filtrasi,
reabsorpsi, augmentasi.
· urin.
· mengatur
tekanan osmosis bagi tubuh dengan cara mengatur ekskresi garam-garam.
B.
Paru-paru
· respirasi.
· karbon
dioksida, uap air, metabolisme jaringan tubuh.
C.
Hati
· pencernaan.
· amonia.
· ginjal.
· empedu,
mengemulsi dan membantu pencernaan lemak.
D.
Kulit
· mengeluarkan
keringat.
· menurunkan suhu
tubuh.
· indera.
Tugas
Individu
Contoh penyakit pada sistem ekskresi: Gagal
ginjal, Nefritis, Diabetes, Batu ginjal, Albuminaria, Infeksi kantung kemih
LKK 8.2
Pertanyaan
1. Sampel urin tidak normal jika:
·
uji dengan Lugol menghasilkan
warna biru-hitam, menandakan adanya kandungan gula dalam bentuk pati/amilum
(polisakarida);
·
uji dengan Biuret menghasilkan
warna ungu gelap, menandakan adanya kandungan protein;
·
uji dengan Benedict menghasilkan
warna merah bata, menandakan adanya gula dalam bentuk gula sederhana
(monosakarida) seperti glukosa.
2. a. (Dari paling kanan
atas, searah jarum jam): Ginjal, Ureter, Kantung kemih, Uretra.
Urin terbentuk di ginjal melalui proses
filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi. Urin yang terbentuk kemudian disalurkan ke kantung kemih melalui ureter. Di kantung kemih, urin
ditampung sampai akan dikeluarkan. Urin akan keluar melalui
uretra.
b. (Dari paling kanan atas, searah jarum
jam): Korteks, Ureter, Pelvis, Medula.
Korteks
terdiri atas berjuta-juta nefron yang mengandung pembuluh dan saluran-saluran
untuk tempat berlangsungnya proses pembentukan urin. Ureter merupakan saluran
yang menyalurkan urin dari ginjal ke kantung kemih. Pelvis merupakan rongga
kosong pada ginjal yang menghubungkan bagian medula dengan ureter. Medula terdiri atas piramida ginjal dan piala
ginjal yang mengandung banyak pembuluh untuk mengumpulkan hasil ekskresi.
c. korteks, medula.
(Dari paling kanan atas, searah jarum jam): Glomerulus,
Tubulus kontortus distal, Duktus kolektivus, Lengkung henle,
Tubulus kontortus proksimal.
Filtrasi terjadi di glomerulus dan kapsula bowman.
Reabsorpsi terjadi di sepanjang tubulus kontortus proksimal, lengkung
henle, dan tubulus kontortus distal. Augmentasi terjadi di tubulus kontortus
distal.
d. Pembentukan urin diawali dengan proses
filtrasi darah di glomerulus. Pada proses filtrasi, cairan dari glomerulus berpindah ke ruang kapsula bowman. Filtrasi
menghasilkan urin primer yang mengandung protein, gula, garam, dan ion-ion. Setelah itu, urin primer di reabsorpsi di
saluran-saluran ginjal (tubulus renalis). Reabsorpsi merupakan proses perpindahan cairan dari tubulus renalis menuju ke pembuluh darah
yang mengelilinginya. Melalui proses reabsorpsi, zat-zat
yang masih dibutuhkan tubuh diserap kembali sehingga dihasilkan urin sekunder.
Urin sekunder kemudian mengalami proses augmentasi, yaitu
penambahan zat-zat yang tidak diperlukan tubuh ke dalam tubulus kontortus distal. Selanjutnya urin dikeluarkan dari
ginjal melalui ureter untuk ditampung di kantung kemih.
3. (Dari paling kanan
atas, searah jarum jam): Epidermis, Dermis, Kelenjar keringat, Pembuluh darah
vena, Pembuluh darah
arteri, Serabut saraf, Kelenjar minyak, Stratum basale, Stratum
spinosum, Stratum korneum, Rambut.
Keringat dikeluarkan oleh
kelenjar keringat yang ada di lapisan epidermis. Pengeluaran keringat diatur
oleh hipotalamus yang ada di otak dan
juga dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan dan suhu pembuluh darah.
Kelenjar keringat akan menyaring
air dan sisa metabolisme. Hasil penyaringannya akan keluar dari pori-pori kulit
dalam bentuk keringat melalui penguapan.
4. Paru-paru sebagai alat
respirasi berperan dalam pengambilan oksigen dari lingkungan untuk proses
perombakan zat makanan menjadi
energi. Dalam proses perombakan menggunakan oksigen tersebut, selain dihasilkan energi, dihasilkan juga zat sisa metabolisme berupa karbon
dioksida dan uap air. Karbon dioksida dikeluarkan dari tubuh melalui paru-paru juga. Pengeluaran karbon dioksida
tersebut merupakan proses ekskresi.
5. Hati sebagai organ
pencernaan menghasilkan empedu yang berfungsi mencerna lemak. Sebagai organ
ekskresi, empedu yang dihasilkan hati
mengandung zat warna yang akan memberi warna pada urin. Hati juga berperan dalam perombakan amonia dan pembentukan urea yang kemudian
dikeluarkan melalui ginjal.
LKK
8.3
Tabel 8.2
1. Ikan :
Ginjal (urin), Insang (Karbon dioksida)
2. Katak : Ginjal(urin),
Paru-paru dan Kulit (karbon dioksida)
3. Reptil : Ginjal (urin), Paru-paru
(karbon dioksida)
4. Burung : Ginjal (asam urat, garam),
Paru-paru (karbon dioksida), kulit (minyak)
5. Cacing pipih : Protonefridium (air, nitrogen, garam-garaman)
6. Cacing tanah : Nefridium (air, nitrogen, garam-garaman)
7. Serangga : Pembuluh Malphigi (asam urat)
LEMBAR EVALUASI
A. Pilihan Ganda
1. b
2. e
3. b
4. ralat (a, c, dan d benar)
5. c
6. e
7. a
8. b
9. a
10. a
11. c
12. a
13. d
14. d
15. a
B.
Esai
1. a. Mekanisme pengaturan tekanan
osmosis tubuh dengan mengatur ekskresi garam.
b. Bila kadar garam dalam
tubuh berlebih, ginjal akan meningkatkan ekskresi garam, sementara bila kadar
garam dalam tubuh kurang, ginjal akan menahan atau mengurangi ekskresi garam.
2. a. Bagian bagian nefron: Glomerulus, Kapsula bowman, Pembuluh darah,
Tubulus kontortus proksimal, Lengkung henle, Tubulus
kontortus distal, Saluran penampung (duktus kolektivus).
b. Pembentukan urin diawali
dengan proses filtrasi darah di glomerulus. Pada proses filtrasi atau penyaringan,
protein plasma dan darah diikat,
sementara cairan hasil penyaringan berpindah ke ruang kapsula bowman. Filtrasi menghasilkan urin primer yang
mengandung protein, gula, garam, dan ion-ion. Setelah itu, urin primer di
reabsorpsi di tubulus kontortus
proksimal, lengkung henle, dan tubulus kontortus distal. Reabsorpsi merupakan
proses perpindahan cairan dari
tubulus renalis menuju ke pembuluh darah yang mengelilinginya. Melalui proses
reabsorpsi, zat-zat yang masih
dibutuhkan tubuh seperti air, vitamin, protein, dan ion-ion tertentu diserap
kembali sehingga dihasilkan urin sekunder.
Urin sekunder kemudian mengalami proses augmentasi di tubulus kontortus distal,
yaitu penambahan zat- zat yang tidak
diperlukan tubuh. Selanjutnya urin menuju saluran penampung untuk dikeluarkan
dari ginjal. Urin akan disalurkan
oleh ureter ke kantung kemih.
3. Infeksi Streptococcus pada ginjal akan menyebabkan peradangan
sehingga protein yang ada pada urin primer tidak dapat disaring. Akibatnya urin
yang keluar akan mengandung protein. Gangguan tersebut dinamakan nefritis.
4. Paru-paru membuang gas karbon dioksida. Karbon dioksida dihasilkan
melalui proses respirasi yang terjadi pada sel-sel tubuh. Oksigen yang dihirup
oleh paru-paru akan dibawa oleh darah ke jaringan tubuh untuk digunakan dalam
proses respirasi, yaitu perombakan bahan makanan yang menghasilkan energi, uap
air, dan karbon dioksida. Karbon dioksida kemudian dibawa oleh darah kembali ke
paru-paru untuk dikeluarkan.
5. Hal tersebut terjadi karena ketika suhu lingkungan atau tubuh
meningkat, kelenjar keringat akan aktif dan pembuluh darah melebar. Melebarnya
pembuluh darah menyebabkan aliran darah semakin banyak sehingga penyaringan air
dan sisa metabolisme oleh kelenjar keringat meningkat. Akibatnya, hasil
penyaringan berupa keringat juga banyak keluar dari kulit melalui penguapan.
Penguapan akan menurunkan suhu sehingga mengurangi rasa panas.
C. Ekstensi
1. Bau pesing yang timbul berasal dari aroma senyawa urea yang
terkandung dalam urin. Urea terbentuk di hati. Hati dengan bantuan enzim akan
merubah asam amino menjadi urea yang kemudian dibuang melalui ginjal dalam
bentuk urin.
2. a. Gagal ginjal adalah
kerusakan pada ginjal sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya. Dampak yang
ditimbulkan bagi tubuh adalah
terganggunya penyerapan air sehingga timbul pembengkakan pada berbagai organ.
b. Cuci darah adalah proses
penyaringan darah yang dilakukan di luar tubuh dengan menggunakan suatu alat
khusus. Alat tersebut berfungsi
seperti ginjal sehingga zat-zat yang tidak diperlukan tubuh tetap dapat
dikeluarkan dari tubuh dan
tidak menimbulkan gangguan.
BAB 9
SISTEM KOORDINASI
PETA
KONSEP
Sistem
Hormon, Kelenjar, Penglihatan, Pembau, Pendengaran, Pengecap, Peraba, Saraf
pusat, Input sensori, Output motoris.
LKK
9.1
saraf,
hormon, indera.
A.
Sistem Saraf
1. -
menerima rangsangan dari lingkungan.
- mengatur dan mengendalikan semua
aktivitas tubuh.
- memberi respon terhadap rangsangan.
2.
neuron.
Bagian-bagian
neuron (dari paling atas, searah jarum jam): Badan Nissl, Anak inti
sel/Nukleolus, Inti sel/Nukleus, Nukleus sel Schwann, Nodus ranvier, Selubung
mielin, Akson, Badan sel, Dendrit.
3.
sistem saraf pusat, sistem saraf tepi.
4.
otak, sumsum tulang belakang.
5.
Bagian-bagian sistem saraf pusat (dari paling kanan atas, searah jarum jam):
Lobus parietalis, Lobus oksipetalis, Cerebellum (otak kecil), Sumsum tulang
belakang, Lobus temporalis, Lobus frontalis.
6.
Sistem saraf spinal, sistem saraf kranial.
7.
sistem saraf yang bekerja di bawah kontrol kesadaran kita, sistem saraf yang
bekerja tanpa di atur oleh kesadaran kita.
8.
sistem saraf yang kerjanya berlawanan dengan saraf simpatik, sistem saraf yang
kerjanya berlawanan dengan saraf parasimpatik.
B.
Indera
1.
menerima berbagai rangsangan dari lingkungan di sekitarnya.
2.
indera penglihatan, pembau, pendengaran, pengecap, peraba.
C.
Sistem Endokrin
1. zat kimia dalam bentuk senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin dan berfungsi mengatur aktivitas metabolisme tubuh.
2.
- kelenjar.
- organ target.
3.
a. (Dari atas ke bawah): Kelenjar hipofisis, Kelenjar paratiroid, Kelenjar
tiroid, Kelenjar adrenal, Kelenjar pankreas,
Ovarium, Plasenta, Testis.
b. 1. Kelenjar hipofisis; somatotropin, GH,
TSH, ACTH, prolaktin, FSH, LH/ICTH, MSH, oksitosin,
vasopresin.
2.
Kelenjar paratiroid; parathormon.
3.
Kelenjar tiroid; tiroksin, triyodotironin.
4.
Kelenjar adrenal; kortison, adrenalin (epinefrin), noradrenalin (norepinefrin).
5.
Kelenjar pankreas; insulin, glukagon.
6.
Ovarium; estrogen, progesteron.
7.
Plasenta; gonadotropin korion, estrogen, progesteron, somatotropin.
7.
Testis; testosteron.
LKK.
9.2
Kegiatan
I
Pertanyaan
1.
Macam-macam reseptor: Reseptor sentuhan lembut, Reseptor tekanan, Reseptor
sentuhan, Reseptor panas, Reseptor sakit (nyeri), Reseptor dingin.
2. Ada.
Seharusnya, respon ketika ditetesi lelehan lilin pada saat mata terbuka terjadi
sebelum tetesan mengenai kulit sedangkan respon ketika ditetesi lelehan lilin
pada saat mata tertutup terjadi saat tetesan telah mengenai kulit. Hal tersebut
disebabkan, reseptor mata telah lebih dahulu menerima rangsangan berupa melihat
lelehan lilin yang akan diteteskan dan telah mengolah rangsangan tersebut dan
diartikan sebagai rasa panas yang harus dihindari.
3. Respon
terhadap panas lelehan lilin saat mata terbuka: reseptor pada mata
menerima rangsangan berupa melihat lelehan lilin yang akan di teteskan.
Rangsangan di bawa oleh saraf sensorik ke otak untuk diolah. Otak kemudian
memerintahkan tubuh untuk merespon melalui saraf motorik yang akan terhubung ke
organ efektor.
Respon terhadap panas lelehan lilin saat
mata tertutup: Reseptor pada kulit menerima rangsangan berupa rasa panas akibat
tetesan lilin. Rangsangan di bawa oleh saraf sensorik ke pusat saraf dan
langsung diteruskan ke saraf motorik yang akan terhubung ke organ efektor untuk
memberi respon.
4. Respon pada saat mata terbuka merupakan
gerak yang disadari, sedangkan respon saat mata tertutup merupakan gerak refleks.
Kegiatan
II
Pertanyaan
1.
Ada, indera yang digunakan saat menangkap bola dengan mata terbuka adalah
penglihatan, sedangkan saat menangkap bola dengan mata tertutup adalah
pendengaran.
2.
(Dari paling kanan atas, searah jarum jam): Otot bola mata (otot siliaris), Kornea,
Pupil, Iris, Lensa, Sklera, Retina, Koroid, Otot bola mata (otot rektus
lateral), Ruang vitreus, Bintik kuning, Bintik buta, Serabut saraf optik.
Proses
melihat: cahaya masuk melalui pupil. Jumlah cahaya yang masuk diatur oleh iris
dengan cara membesarkan atau mengecilkan diameter pupil. Cahaya diteruskan ke
lensa. Lensa berakomodasi sehingga cahaya jatuh pada retina. Sel-sel reseptor
cahaya pada retina akan menerima rangsangan cahaya dan meneruskan impuls
rangsangan ke saraf pusat. Di saraf pusat, rangsangan diterjemahkan sebagai
benda yang dilihat.
3.
Seharusnya respon terhadap arah datangnya bola saat menangkap dengan mata
terbuka lebih tepat/sesuai dibandingkan saat mata tertutup.
4. Hal tersebut terjadi karena respon otak terhadap perubahan arah
datangnya bola lebih lambat dibandingkan kecepatan datangnya bola.
Kegiatan
III
Pertanyaan
1.
Bisa, karena pada umumnya aroma buah tersebut telah pernah kita kenali. Pada
indera pembau terdapat reseptor-reseptor yang dapat mengenali aroma yang
ditimbulkan buah-buahan tersebut. Rangsangan berupa bau akan diteruskan ke
otak, dan otak akan menyocokkan bau yang tercium dengan memori terhadap jenis
buah yang memiliki bau serupa yang telah tersimpan di otak.
2.
Bagian-bagian indera pembau manusia: Sel reseptor olfaktori, Rambut
olfaktorius, Saraf otak.
Proses membau: Aroma suatu zat menguap dan
memasuki hidung. Sel reseptor yang ada pada hidung akan menerima rangsangan
aroma tersebut, dan meneruskan rangsangan ke otak melalui saraf otak. Di otak
rangsangan diterjemahkan sebagai bau yang tercium.
Kegiatan IV
Pertanyaan
1.
Reseptor asin : di kiri dan kanan ujung
lidah.
Reseptor manis: di ujung lidah.
Reseptor asam : di kiri dan kanan bagian tengah lidah.
Reseptor pahit : di pangkal lidah.
2. Rasa pedas yang kita rasakan sebenarnya
merupakan rasa “terbakar” akibat sel-sel reseptor pengecap kita terluka oleh
zat
yang kita
makan. Rasa terbakar yang ditimbulkan diartikan otak sebagai rasa pedas.
Kegiatan
V
Pertanyaan
1.
Seharusnya ada, sebab memori terhadap nada pada otak pemain musik lebih sering
digunakan dibandingkan yang bukan pemain musik.
2.
Bisa, dengan sering melatih indera-indera tubuh dalam mengenali musik dan
menggunakan alat musik.
3.
(Dari paling kiri atas atas, serah jarum jam): Telinga luar, Telinga tengah,
Telinga dalam, Tulang martil, Tulang landasan, Koklea, Tulang sanggurdi, Membran
timpani, Saluran telinga luar, Daun telinga.
Proses mendengar: getaran bunyi ditangkap oleh
daun telinga dan masuk melalui saluran telinga luar. Bunyi akan menggetarkan
membran timpani dan melewati tulang pendengaran dan tingkap oval. Selanjutnya, tingkap oval akan
bergetar sehingga menyebabkan cairan perilimfe ikut bergetar. Di tingkap oval
terjadi penguatan getaran sampai 20 kali. Getaran perilimfe akan diteruskan ke
koklea. Di dalam koklea terdapat organ korti yang akan menerima getaran sebagai
impuls dan disalurkan ke otak melalui saraf otak. Di otak getaran diterjemahkan
sebagai bunyi yang didengar.
LKK 9.3
Pertanyaan
1. Seharusnya, suhu tubuh sesaat sesudah
aktivitas meningkat/lebih tinggi dibandingkan suhu tubuh sebelum aktivitas,
kemudian beberapa saat setelah aktivitas suhu tubuh akan turun lagi atau
kembali normal seperti sebelum aktivitas.
2. Seharusnya meningkatnya proses metabolisme
akan mengakibatkan suhu tubuh meningkat juga, sebab metabolisme menghasilkan
energi yang akan melepaskan panas.
3. Seharusnya, semakin tinggi peningkatan suhu
tubuh, keringat yang dikeluarkan semakin banyak, sebab pengeluaran keringat
merupakan salah satu cara tubuh menurunkan suhu tubuh.
4.
Ketika suhu tubuh meningkat, hormon akan memerintahkan tubuh untuk mengeluarkan
lebih banyak keringat agar panas ikut menguap sedangkan ketika suhu tubuh
menurun, hormon akan mengurangi pengeluaran keringat untuk menyimpan panas.
Tugas Kelompok
Contoh
penyakit pada sistem koordinasi:
- Sistem saraf : epilepsi, neuritis, Alzheimer
- Sistem hormon : kretinisme, gigantisme, diabetes melitus
- Sistem indera : miopi, hipermetropi, presbiopi, tuli, tumor rongga
hidung
LEMBAR
EVALUASI
A.
Pilihan ganda
1. b
2. e
3. d
4. d
5. c
6. c
7. e
8. c dan e
9. a
10. b
B. Esai
1. (skema sesuai pekerjaan siswa), Mekanismenya: Kenaikan suhu tubuh
merupakan rangsangan yang akan menyebabkan hipotalamus memerintahkan efektor
merespon. Perintah tersebut diteruskan oleh saraf-saraf tubuh ke organ-organ
efektor seperti pembuluh darah dan kelenjar keringat. Pembuluh darah akan
membesar sehingga pengeluaran keringat oleh kelenjar keringat juga semakin
banyak. Keringat keluar melalui penguapan sehingga menurunkan suhu tubuh.
Penurunan suhu tubuh kemudian akan dianggap sebagai rangsangan lagi oleh
hipotalamus untuk mememerintahkan respon berupa pengecilan pembuluh darah dan
mengurangi pengeluaran keringat.
Akibatnya panas dalam tubuh terkumpul dan suhu akan kembali meningkat, dan
demikian seterusnya sehingga kestabilan suhu tubuh tetap dipertahankan.
2. (Dari paling atas, searah jarum jam): Tulang martil, Tulang sanggurdi,
Koklea, Membran timpani, Saluran telinga luar, Daun telinga.
Proses
mendengar: Getaran bunyi ditangkap oleh daun telinga dan masuk melalui saluran
telinga luar. Bunyi akan menggetarkan membran timpani dan melewati tulang
pendengaran dan tingkap oval.
Selanjutnya, tingkap oval akan bergetar sehingga menyebabkan cairan perilimfe
ikut bergetar. Di tingkap oval terjadi penguatan getaran sampai 20 kali.
Getaran perilimfe akan diteruskan ke koklea. Di dalam koklea terdapat organ
korti yang terdiri atas membran basilaris dan membran tektorial. Getaran yang
diterima koklea akan menggetarkan membran basilaris dan membran tektorial sehingga menimbulkan impuls. Impuls akan
disalurkan ke otak melalui saraf otak dan diterjemahkan sebagai bunyi yang
didengar.
3. a. Respon memukul, bergerak menghindar atau usaha menyingkirkan benda
tersebut.
b. Respon
gerak yang terjadi adalah gerak refleks. Mekanismenya adalah: rasa sakit akibat
atau sengatan atau rasa sentuhan benda yang menempel diterima oleh sel-sel
reseptor pada kulit. Reseptor kemudian meneruskan rangsangan melalui
serabut-serabut saraf sensori ke sistem saraf pusat. Karena diperlukan respon
cepat, rangsangan langsung diteruskan ke saraf
motorik dan ke organ efektor, dalam hal ini otot, untuk merespon berupa
gerakan.
4. Indera menerima rangsangan dari lingkungan dan meneruskan impuls ke
otak melalui saraf. Otak menerjemahkan rangsangan sebagai sesuatu yang
menakutkan atau mencekam. Hasil penerjemahan berupa respon yang diteruskan oleh
saraf ke efektor. Dalam hal ini, efektor berupa perintah bagi kelenjar
hipoifisis untuk mensekresikan hormon ACTH yang akan merangsang kelenjar
adrenal mengeluarkan hormon adrenalin. Hormon adrenalin akan menuju organ
target berupa jantung, dan menyebabkan jantung berdetak lebih cepat.
5. Hal tersebut terjadi sebab rasa enak yang ditimbulkan makanan
sebenarnya sebagian besar berasal dari aroma yang diterima indera pembau. Ketika sedang pilek,
rongga hidung tertutupi banyak mukus (lendir) sehingga reseptor pembau menjadi
lebih tidak peka terhadap aroma.
C. Ekstensi
1. Yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana mekanisme hormon mengatur penyerapan dan pelepasan kalsium dari
tulang.
2. Telinga sebagai indera
pendengaran memiliki suatu struktur di bagian belakang telinga dalam yang
berperan dalam keseimbangan. Struktur tersebut adalah
utrikulus, sakulus, dan kanalis semisirkularis, yang terhubung ke saraf otak.
3. Sensasi misalnya rasa panas,
dingin, nyeri. Persepsi misalnya indah, bagus, jelek.
BAB 10
SISTEM REPRODUKSI
PETA KONSEP
Organ reproduksi luar laki-laki:
Skrotum, Penis.
Organ reproduksi dalam laki-laki:
Testis, Epididimis, Vas deferens.
testis menghasilkan: Spermatozoa.
Kelenjar: Cowper/bulbouretra,
Prostat.
Organ reproduksi luar wanita:
Vulva, Klitoris, Labium mayor, Labium minor.
Organ reproduksi dalam wanita:
Oviduk, Uterus, Vagina.
Ovarium menghasilkan: Ovum.
Oviduk tempat terjadi:
Fertilisasi.
Uterus tempat tertanam: Zigot.
LKK 10.1
·
pembentukan individu baru melalui proses fertilisasi
(pembuahan) sel gamet betina dengan sel gamet jantan, pembentukan individu baru
tanpa melalui proses fertilisasi.
·
sel telur (gamet betina), sel
sperma (gamet jantan).
·
zigot.
A. Organ Reproduksi Pria
1. (Dari paling atas,
searah jarum jam): Kelenjar vesikula seminalis, Saluran ejakulasi, Kelenjar
Cowper, Vas deferens, Epididimis, Testis, Skrotum, Penis, Uretra.
a.
penis, skrotum.
b.
- testis, tubulus seminiferus, sel leydig.
- epididimis.
- vas deferens.
- uretra.
c.
- vesikula seminalis
- prostat
-
cowper/bulbouretra
2. (Dari atas ke bawah):
Spermatogonium, Mitosis, Spermatosit primer, Meiosis I, Spermatosit sekunder,
meiosis II, Spermatid, Spermiasi, Spermatozoa.
a.
tubulus seminiferus (testis).
b.
mitosis, spermatosit primer.
c.
spermatosit primer, meiosis, spermatosit sekunder.
d.
spermatosit sekunder, meiosis, spermatid.
e.
spermatid, epididimis, spermatozoa.
3. a. Tudung akrosom.
b.
Kepala sperma.
c.
Leher.
d.
Ekor.
4. a. pembuluh darah yang ada di
sekitar jaringan erektil penis terisi penuh oleh darah.
b. keluarnya cairan sperma dari
saluran kelamin pria (penis).
c. - sperma.
- kelenjar vesikula seminalis, prostat,
Cowper/bulbouretra.
B. Organ Reproduksi Wanita
1. (Dari
paling kiri atas, searah jarum jam): oviduk, ovarium, uterus, endometrium, vagina,
labium minor, labium mayor, klitoris, mons pubis.
a.
- vulva
- klitoris
- labium mayor
- labium minor
b.
- ovarium
- oviduk
- uterus
- serviks
- vagina
2. ovum.
(Dari atas ke bawah): Oogonium, Mitosis,
Oosit primer, Meiosis I, Badan polar
Pertama, Oosit sekunder, Meiosis II, Badan
polar kedua, Ovum.
a.
mitosis, oosit primer, bayi berusia sekitar 5 bulan dalam kandungan.
b.
oosit primer, bayi berusia 6 bulan, pubertas.
c.
oosit sekunder, badan polar pertama.
d.
oosit sekunder, ootid, badan polar kedua, ootid, ovum.
3. dilepaskannya ovum dari
ovarium, 28.
C. Pembuahan (Fertilisasi)
(Dari paling atas kanan, searah
jarum jam): Oviduk, Fimbrae, Ovarium, Endometrium, Uterus, Serviks, Vagina,
Ovarium.
1. fimbrae, oviduk.
2. vagina, oviduk.
3. dinding uterus, gestasi
(kehamilan).
D. Menstruasi
1. ovum tidak dibuahi sperma,
perdarahan karena peluruhan dinding endometrium yang mengandung
banyak pembuluh darah. Siklus menstruasi.
2. a. fase saat sel telur
tidak dibuahi sehingga korpus luteum pada ovarium menghentikan produksi
estrogen dan progesteron. Akibatnya,
ovum lepas dari dinding endometrium dan keduanya meluruh.
b. fase saat hipotalamus menghasilkan
gonadotropin yang merangsang ovarium untuk membentuk
ovum di dalam folikel ovarium dan
memproduksi estrogen. Folikel kemudian masak, membentuk
folikel de graaf. Estrogen yang
dihasilkan merangsang penebalan endometrium pada rahim.
c. fase saat ovum dilepaskan dari folikel
de graaf dan ditangkap oleh fimbrae pada oviduk.
d. fase saat folikel de graaf berubah
menjadi korpus luteum yang menghasilkan progesteron. Progesteron menyebabkan penebalan
endometrium.
Skema
siklus menstruasi (dari atas ke bawah): estrogen, progesteron, ovum lepas dari
dinding endometrium, gonadotropin, FSH(Follicle
Stimulating Hormone), ovum, folikel de graaf, korpus luteum, progesteron.
E. Kehamilan, Persalinan,
dan Laktasi
1.
Zigot, Blastula, Uterus. Embrio.
Plasenta, Sakus vitelinus, Korion, Amnion. Organogenesis, empat, delapan. Janin/Fetus.
2. a.
Estrogen, plasenta, kontraksi uterus.
b.
Oksitosin, hipofisis, kontraksi uterus.
c. Prostaglandin, membran pada janin,
meningkatkan intensitas kontraksi uterus.
d. Relaksin, korpus luteum dan plasenta,
relaksasi/melunakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul.
3.
ASI. Prolaktin.
a. ASI mengandung antibodi untuk kekebalan
tubuh bayi
b. ASI mengandung zat-zat yang diperlukan
untuk perkembangan otak bayi
c.
Meningkatkan ikatan emosional antara ibu dan bayi
d. Lebih ekonomis
F. Pencegahan Kehamilan
dan Keluarga Berencana
1. a. Kontrasepsi mekanik yang digunakan oleh
pria untuk mencegah sperma masuk ke alat kelamin pria.
b. Kontrasepsi mekanik yang digunakan
oleh wanita untuk menutupi uterus sehingga sperma tidak masuk ke uterus.
c. Kontrasepsi hormon yang dimakan untuk
mencegah ovulasi.
d. Kontrasepsi hormon yang disuntik,
mengandung hormon progesteron asetat untuk menghambat sperma menembus ovum.
e. Kontrasepsi hormon yang diletakkan di
bawah kulit, mengeluarkan hormon untuk mencegah ovulasi.
f. Kontrasepsi mekanik yang diletakkan
dalam rahim untuk mencegah terjadinya implantasi embrio pada uterus.
g. Kontrasepsi permanen pada pria dengan
melakukan sterilisasi, yaitu pemotongan dan pengikatan saluran kelamin pria (vas
deferens).
h. Kontrasepsi permanen pada wanita
dengan melakukan sterilisasi, yaitu pemotongan dan pengikatan saluran kelamin wanita
(oviduk).
2. Dengan
memperhatikan waktu hidup sperma setelah ejakulasi sekitar 48 jam, dan ovum
dapat bertahan hidup setelah
ovulasi sekitar 24 jam, maka untuk
menghindari pembuahan, senggama tidak dilakukan sekurangnya selama 3 hari,
yaitu 2 hari sebelum ovulasi
dan 1 hari setelah ovulasi. Waktu ovulasi dapat ditentukan dengan menghitung
siklus menstruasi dan pengukuran
suhu basal badan.
Tugas Individu
Contoh
penyakit pada sistem reproduksi: kanker rahim, kanker ovarium, endometriosis,
hipogonadisme, prostatitis.
LEMBAR EVALUASI
A. Pilihan Ganda
1. b
2. c
3. d
4. d
5. b
6. d
7. a
8. b
9. a
10. b
11. c
12. d
13. b
14. (ralat) b, c, d, dan e benar
semua tapi sebagian besar kasus terjadi di oviduk (jawaban e)
15. b
B. Esai
1. Perbedaan:
Spermatogenesis
|
Oogenesis
|
a. Terjadi di testis.
b. Dipengaruhi hormon testosteron.
c. Dimulai sejak masa pubertas.
d. Proses dari awal sampai
akhir terbentuk
sperma terjadi terus
menerus.
e.
Dapat berlangsung seumur hidup.
f.
Sperma yang dihasilkan dari setiap
spermatogonium berjumlah empat.
g.
Sperma diproduksi bejuta-juta dalam satu siklus.
|
a.
Terjadi di ovarium.
b. Dipengaruhi hormon estrogen.
c. Dimulai sejak masih dalam kandungan.
d. Proses meiosis di masa bayi terhenti sampai
masa
pubertas, dan ovum baru terbentuk
sempurna setelah fertilisasi.
e. Berlangsung sampai usia tertentu saja (sampai
masa
menopause).
f. Ovum yang dihasilkan dari setiap oogonium
berjumlah
satu.
g. Satu ovum diproduksi dalam satu siklus.
|
2. a. (Dari paling atas, searah jarum jam): Kelenjar
vesikula seminalis, Kelenjar prostat, Saluran ejakulasi, Kelenjar
Cowper/Bulbouretra, Vas deferens, Epididimis, Testis, Skrotum, Penis, Uretra.
b. Proses spermatogenesis terjadi di dinding
tubulus seminiferus yang ada di dalam testis. Sperma yang terbentuk kemudian
dilepaskan ke lumen tubulus seminiferus dan dibawa ke epididimis. Di
epididimis, sperma dimatangkan dan disimpan.
Saat akan diejakulasikan, sperma bergerak ke saluran
reproduksi, yaitu vas deferens, saluran ejakulasi, dan uretra. Di saluran tersebut sperma akan melewati tiga kelenjar
aksesoris yang masing-masing mengeluarkan cairan dengan komposisi dan fungsi berbeda sehingga
membentuk cairan semen. Kelenjar yang pertama adalah vesikulasi seminalis, selanjutnya kelenjar prostat, dan
terakhir adalah kelenjar Cowper/bulbouretra yang menyemprotkan sekretnya langsung ke uretra. Sperma
kemudian keluar dari uretra dalam bentuk cairan semen.
3. a. (Dari paling kiri atas, searah jarum jam):
Oviduk, Ovarium, Uterus, Endometrium, Vagina, Labium minor, Labium mayor,
Klitoris, Mons pubis.
b. Proses oogenesis terjadi di folikel yang ada di
dalam ovarium. Folikel akan berkembang seiring dengan perkembangan sel gamet,
dan akhirnya sel gamet akan lepas dari folikel dalam bentuk oosit sekunder
melalui proses ovulasi. Oosit sekunder akan ditangkap oleh fimbrae pada oviduk,
dan dibawa melalui oviduk ke uterus. Di oviduk, oosit sekunder yang bertemu sel
sperma akan mengalami pembuahan, yaitu
sperma masuk ke dalam sitoplasma sel oosit dan inti sel keduanya bersatu. Saat
proses pembuahan itu oosit sekunder menyelesaikan perkembangannya menjadi ovum.
Pembuahan akan menghasilkan zigot yang kemudian tertanam di dinding uterus dan
akan berkembang menjadi embrio.
4. KB dengan sistem pantang berkala didasari oleh
adanya suatu siklus dalam produksi ovum. Ovum diproduksi wanita setiap 28 hari
sekali, sehingga melalui perhitungan dapat ditentukan saat ovulasi seorang
wanita. Dengan juga memperhitungkan waktu hidup sperma setelah ejakulasi dan
waktu hidup ovum setelah ovulasi, dapat ditentukan masa suburnya, yaitu masa
saat pembuahan sangat mungkin terjadi. Jika tidak ingin terjadi pembuahan, maka
pada masa subur tersebut dihindari melakukan senggama/kopulasi.
inti generatif pertama.
C. Ekstensi
1.
Menstruasi tidak terjadi sebab selama kehamilan, korpus luteum pada ovarium
terus memproduksi progesteron yang akan mempertahankan ketebalan dinding uterus.
Ovulasi tidak terjadi sebab tidak ada produksi estrogen oleh ovarium sehingga folikel tidak berkembang.
2. Yang
perlu diperhatikan adalah penyebab kemandulan istri atau suami. Keduanya
sebaiknya berkonsultasi ke dokter ahli kandungan
dan menjalani pemeriksaan lengkap agar dapat diketahui penyebab kemandulan atau
penyebab tidak dapat hamil. Jika
dimungkinkan, dapat dicoba menggunakan teknologi reproduksi seperti inseminasi
buatan, fertilisasi in vitro (bayi
tabung), atau ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm Injection). Jika perlu,
dapat menggunakan donor sperma atau
donor ovum, namun kode
etik harus sangat dipertimbangkan. Jika kemandulan tidak dapat diatasi dengan
teknologi reproduksi, mengadopsi
anak dapat menjadi alternatif.
SUMBER
https://www.academia.edu/5271663/KUNCI_PENYELESAIAN_BUKU_KERJA_BIOLOGI_SMA_KELAS_XI_2B_KTSP
Mkasih
ReplyDeleteMkasih bnyak
ReplyDeletecukup membantu kak, jangan lupa mampir di Kunci Jawaban Buku Paket Lengkap
ReplyDelete