Menurut Widjaya (2003), antioksidan
dinyatakan sebagai senyawa secara nyata dapat memperlambat oksidasi, walaupun
dengan konsentrasi yang lebih rendah sekalipun dibandingkan dengan substrat
yang dapat dioksidasi. Antioksidan berperan penting untuk mempertahankan mutu
produk pangan. Berbagai kerusakan seperti ketengikan, perubahan nilai gizi,
perubahan warna dan aroma, serta kerusakan fisik lain pada produk pangan karena
oksidasi dapat dihambat oleh antioksidan.
Berdasarkan sumbernya antioksidan dibagi
dalam dua kelompok, yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari
hasil sintesa reaksi kimia) dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi
bahan alami). Diantara beberapa contoh antioksidan sintetik yang diijinkan
untuk pangan yaitu Butylated hydroxyanisol (BHA), Butylated hydroyxtoluene
(BHT),
propil
galat, Tert-Butyl Hydroquinone (TBHQ) dan tokoferol. Antioksidan tersebut
merupakan antioksidan yang telah diproduksi secara sintetis untuk tujuan
komersial (Buck, 1991). Menurut Porkony et al., (2001) konsentrasi total
antioksidan sintetik dalam bentuk tunggal maupun kombinasi yang ditambahkan
tidak boleh melebihi 200 ppm dari berat lemak yang terkandung di dalam bahan
pangan.
Menurut Pratt dan Hudson (1990) serta
Shahidi dan Naczk (1995), senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah
senyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid, turunan
asam sinamat, kumarin, tokoferol dan asam-asam organik polifungsional.
Ditambahkan oleh Pratt (1992), golongan flavonoid yang memiliki aktivitas
antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, kateksin, flavonol dan
kalkon.
0 Response to "PENGERTIAN ANTIOKSIDAN (LENGKAP)"
Post a Comment